Langsung ke konten utama

About

Tempat Kursus Bahasa Jepang di Karawang. Bahasa Jepang kini menjadi salah satu bahasa asing selain bahasa Inggris yang diminati oleh banyak orang. Hal tersebut dikarenakan banyaknya beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang maupun lembaga swasta Jepang kepada warga negara non-Jepang yang salah satu persyaratannya harus memiliki sertifikat bahasa Jepang bernama Japan Language Proficiency Test (JLPTN) level N3.

Selain banyaknya beasiswa yang tersedia untuk warga negara non-Jepang adanya kesempatan kerja sesuai jurusan saat kuliah dengan gaji layak membuat banyak orang-orang di seluruh dunia, salah satunya Indonesia, menjadi tertarik untuk belajar bahasa Jepang. Di samping dua hal yang sangat penting tersebut, adanya pengaruh seni dan budaya seperti anime dan musik Jepang atau JPOP menjadikan bahasa Jepang kian digandrungi.

Bagi Anda yang mencari tempat kursus bahasa Jepang di Karawang dengan tenaga pengajar yang berpengalaman dan kurikulum yang disesuaikan untuk persiapan mengikuti JapanLanguage Proficiency Test, bergabunlah bersama Tensai Internasional Karawang.

Sekilas Tentang Tensai Internasional Karawang | About

Tensai Internasional Karawang merupakan lembaga kursus bahasa Jepang yang berada di Karawang yang membantu Anda untuk mempersiapkan JLPTN level N5 hingga level N1. Bukan hanya akan membantu Anda untuk memperoleh sertifikat kemampuan bahasa Jepang, Tensai Internasional Karawang juga menyediakan informasi seputar lowongan kerja yang ada di Jepang sehingga bagi Anda yang sudah memiliki JLPTN level tertentu bisa mencari informasi dan mendaftar pekerjaan melalui Tensai Internasional Karawang.

About Kursus Bahasa Jepang Karawang
Ibu Deti, CEO Tensai, (no 2 dari kiri), bersama bupati Karawang Ibu Cellica Nurrachadiana.

Mengapa Harus Kursus di Tensai Internasional Karawang

Hal-hal yang menjadikan Tensai Internasional Karawang lebih unggul dibandingkan lembaha kursus bahasa Jepang di Karawang lainnya adalah:

  • Kursus untuk persiapan setiap level JLPT dibagi menjadi 2 semester yaitu semester awal dan semester akhir. 

Contohnya untuk kursus persiapan JLPT level N5 dibagi menjadi 2 semester. Semester awal memiliki masa pembelajaran selama 15 minggu begitu pula dengan semester akhir memiliki waktu belajar selama 15 minggu. Jadi untuk persiapan JLPTN level N5 Anda akan mengikuti kursus selama 30 minggu atau sekitar 6 bulan lebih 2 minggu.

Mengapa kursus untuk persiapan satu level JLPT harus selama itu dan dibagi menjadi dua semester?

Hal tersebut dikarenakan bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Inggris, bahasa Jepang bagi orang-orang yang belum pernah mempelajarinya sama sekali merupakan bahasa asing yang lebih sulit dibandingkan dengan bahasa Inggris.

Mempelajari bahasa Jepang bukan hanya mempelajari tata bahasa Jepang saja tetapi juga harus hafal alfabet (huruf) Jepang yang terdiri dari kana (katakana dan hiragana) serta kanji. Pada setiap level JLPT para peserta akan menghadapi soal atau pertanyaan menggunakan huruf kanji, bukan kana.

Oleh karena itu, kursus bahasa Jepang di Tensai Internasional Karawang dibagi menjadi dua semester untuk persiapan setiap level JLPT agar para murid benar-benar memahami tata bahasa Jepang dan menguasai seluruh kanji pada level JLPT yang bersangkutan.

Mempelajari budaya Jepang secara menyeluruh.

Bila Anda bergabung bersama Tensai Internasional maka Anda bukan hanya mempelajari bahasa Jepang saja tetapi Anda juga akan mempelajari budaya-budaya Jepang seperti cara menggunakan kimono, cara membuat beto (makan siang), apa saja norma-norma dan etika yang berlaku di Jepang dan masih banyak lagi budaya-budaya Jepang yang akan Anda pelajari bila bergabung bersama Tensai Internasional Karawang.
  • Mendapatkan buku teori yang dapat Ada gunakan untuk belajar di rumah sehingga bila ada yang belum Anda pahami bisa Anda tanyakan waktu kursus.
  • Pengajar profesional dengan latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Jepang sehingga benar-benar memahami tata bahasa, kanji dan budaya Jepang sehingga Anda bisa menanyakan berbagai macam materi kursus yang belum Anda pahami
  • Ada penyaluran kerja. Ini adalah kelebihan utama yang dimiiki oleh Tensai Internasional Karawang yaitu adanya penyaluran kerja bagi para alumni atau murid Tensai Internasional. Lowongan pekerjaan yang tersedia di Tensai Internasional memiliki persyaratan yang tidak berat, minimal pendikan SMA atau SMK serta harus memiliki JLPT minimal level N4.

Meskipun ada juga lowongan dengan pendidikan minimal S1 tetapi mayoritas lowongan yang tersedia di Tensai Internasional Karawang adalah untuk lulusan SMA/SMK karena kami paham betul bahwa banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki kesempatan untuk kuliah. Mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk kuliah bukan berarti tidak layak untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji layak. Oleh karena itu Tensai Internasional Karawang menyediakan lowongan kerja ke Jepang bagi lulusan SMA/SMK.

  • Private class. Bagi Anda yang ingin kursus bahasa Jepang secara intensif maka Anda bisa mengikuti private class yang disediakan oleh Tensai Internasional Karawang. Anda bisa mengikuti private class untuk persiapan JLPT level berapapun. 
Setelah Anda lulus dari kelas reguler dan mendapatkan sertifikat N4 maka Anda bisa meneruskan kursus level N3 dengan mengambil private class.

Ada NAT-TEST

Bila Anda ingin mengikuti tes kemampuan bahasa Jepang ada tes lain yang bisa Anda ikuti selain JLPT yaitu NAT-TEST. Apa perbedaan NAT-TEST dengan JLPT?
  • o JLPT merupakan tes yang diadakan oleh pemerintah Jepang dan diadakan hanya dua kali dalam setahun. 
  • o NAT-TEST merupakan tes yang diadakan oleh pihak swasta untuk menguji kemampuan bahasa Jepang dan diadakan lebih dari dua kali setahun. Sehingga bagi Anda yang tidak sempat untuk mengikuti JLPT maka Anda bisa mengikuti NAT-TEST
  • o NAT-TEST juga memiliki 5 level sama dengan JLPT tetapi tingkat kesulitannya lebih sulit dibandingkan dengan JLPT
  • o NAT-TEST telah diakui lembaga-lembaga formal di Jepang dan dapat digunakan untuk mendaftar kuliah dan mengajukan beasiswa ke perguruan tinggi yang ada di Jepang.
Bagi Anda yang sudah selesai kursus ataupun private dan tidak sempat mengikuti JLPT maka Anda juga bisa mengikuti NAT-TEST yang diadakan oleh Tensai Internasional Karawang.

Berapa Biaya Kursus Bahasa Jepang di Tensai Internasional?

Biaya kursus bahasa Jepang di Tensai Internasional adalah:
  • Biaya pendaftaran Rp.50.000
  • Biaya semester 1 Rp. 650.000
  • Biaya semester 2 Rp. 700.000
  • Biaya semester 3 Rp. 750.000
  • Biaya semester 4 Rp. 800.000
Setiap semester akan ditempuh selama 3 bulan lebih 3 minggu. Banyaknya pertemuan dalam seminggu adalah 2 kali dan masing-masing pertemuan selama 2 jam.

Waktu kursus diadakan setiap Senin-Jumat jam 2 siang hingga 4 sore dan jam setengah 8 malam hingga jam setengah 10 malam.

Hari Minggu kursus diadakan jam 9 pagi-1 siang; 2 siang-setengah 7 malam dan setengah 8 malam – setengah 10 malam

Bagi Anda yang ingin mengambil private class maka Anda bisa menentukan waktu kursus Anda sendiri, berapa kali pertemuan yang ingin Anda lakukan dan berapa jam setiap pertemuan. Biaya private class tidak tentu, tergantung banyaknya dan lamanya pertemuan yang Anda inginkan. Bagi Anda yang ingin mengetahui berapa biaya private bahasa Jepang silakan hubungi Tensai Internasional Karawang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursus Bahasa Jepang IMC

International Multicultural (I’Mc) Center adalah tempat belajar bahasa Jepang dan budaya Jepang di Surabaya. I’Mc Center berusaha menjadi sebuah wadah untuk masyarakat Indonesia yang ingin belajar Bahasa Jepang serta budayanya serta menjadi sumber informasi bagi pelajar yang ingin melanjutkan study ke Jepang. Selain itu,I’Mc Center juga merupakan publisher tunggal buku Bahasa Jepang Minna no Nihongo di Indonesia yang selalu digunakan sebagai buku teks di program studi jurusan Bahasa Jepang di seluruh universitas Indonesi.  Sumber: http://www.imccsub.com/tentang-i-mc.html

Arti “Daijobu” Bagaimana dan Kapan Menggunakannya!? “Daijobu” dalam karakter kanji, tertulis sebagai “大” (dai) yang artinya besar, 丈 (jo) atau tinggi, dan 夫 (bu) yang berarti suami. Pada asal mulanya, tiga simbol karakter ini (大丈夫 / daijoubu) sebenarnya berartikan pria bangsawan, tetapi setelah bertahun-tahun, artinya telah berubah total. Kita mengutarakan “daijobu” ketika kita memberi tahu orang lain bahwa kita baik-baik saja, dan tidak perlu khawatir karena semuanya baik-baik. Contohnya: “Sudah setengah jam berlalu. Apakah kamu benar-benar bisa sampai tepat waktu?” – “Daijobu desu”. “Saya dengar kamu sudah sakit flu satu minggu. Sekarang sudah sembuh?” – “Daijobu desu”. “Saya sangat menyesal tentang hal kemarin. Ma’af.” – “Daijoubu desu.” “Desu” adalah kata tata bahasa yang digunakan sebagai bagian dari kalimat setelah kata sifat atau kata benda. Dalam bahasa Indonesia, itu seperti mengatakan “Ini adalah (kata benda)”. Akan tetapi, orang Jepang belakangan ini telah menggunakan daijobu secara berlebihan, dan arti kata sebenarnya menjadi tidak jelas, dan sedikit membingungkan bagi para pelajar bahasa Jepang. Jadi, mari kita lihat situasi seperti apa saja di mana orang zaman sekarang menggunakan daijobu. Alasan mengapa orang Jepang suka menggunakan kata ajaib ini, seringkali dilengkapi dengan “desu” untuk menandakan tata bahasa yang benar, adalah karena daijobu itu dapat berarti baik “ya” dan “tidak”. Dan itu terutama karena budaya Jepang itu sendiri yang memungkinkan mereka untuk berprilaku demikian. Orang Jepang selalu berusaha membaca situasi, berdamai, dan menghindari masalah, dan daijobu merupakan cara terbaik untuk menyiapkan jawaban yang paling aman dalam segala situasi. Tapi, adalah penting untuk menunjukkan dengan jelas apakah Anda bermaksud memakainya dengan makna positif atau negatif dengan ekspresi wajah atau gerakan tubuh Anda. Mungkin lebih mudah bagi para pemula pelajar Jepang untuk mencoba menggunakan “daijobu desu” sebagai langkah pertama untuk menerima sesuatu, dan “tidak, terima kasih” untuk menolak sesuatu, atau meyakinkan seseorang bahwa Anda baik-baik saja. Namun, harap berhati-hati untuk tidak menggunakannya secara berlebihan, terutama dalam berbisnis, karena ini adalah kata yang tidak formal. Tetapi janganlah ragu menggunakannya sewaktu latihan berbicara dengan teman-teman Jepang Anda! . 1. Restoran Ketika seorang pelayan bertanya “Apakah Anda mau tambah airnya?”, orang-orang sering menjawab “daijobu desu” untuk menandakan, “Tidak usah, terima kasih”, atau secara verbatim “Saya baik-baik”. Tapi apabila mereka bertanya “Boleh saya tambah airnya ke gelasnya?”, ini sangat membingungkan apa arti “daijobu” yang sebenarya ditujukan. Apakah mereka menolak atau menerima layanan sang pelayan itu? Seringkali, Anda harus mendengar intonasi nada pembicara ataupun gerakan tubuh mereka. Untuk menghindari kekeliruan, apabila Anda mau ditambahkan airnya, dalam situasi seperti ini lebih baik menjawab hai, onegaishimasu (iya, tolong tambahkan) atau iie, kekkou desu (tidak, terima kasih). Nah, jadi minasan harus bisa membaca situasi juga ya, agar tidak salah mengartikan. . 2. Menerima bantuan Ada seseorang sedang bersepeda dan terjatuh. Kemudian seorang pelintas jalan bergegas menolongnya. Ia bertanya “daijobu desu ka?” (Tambahan kata “ka” di akhir kalimat Jepang menandakan sebuah pertanyaan; jadi “daijoubu desu ka” berarti “Apakah Anda tidak apa-apa/baik-baik?”). Bila ia tidak terluka, ia akan menjawab dengan “daijobu desu” untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Jika kantung belanjaan seorang ibu tiba-tiba terjatuh, dan ada orang melihat dan mau membantu mengambil barang belanjaannya, ibu itu mungkin berkata “daijobu desu!” atau “tidak apa-apa / saya akan ambil sendiri / saya baik-baik saja”. Tapi dalam situasi ini, Anda akan jauh lebih mungkin mendengar “arigato gozaimasu!” (Terima kasih banyak)!Ketika seorang pelayan bertanya “Apakah Anda mau tambah airnya?”, orang-orang sering menjawab “daijobu desu” untuk menandakan, “Tidak usah, terima kasih”, atau secara verbatim “Saya baik-baik”. Tapi apabila mereka bertanya “Boleh saya tambah airnya ke gelasnya?”, ini sangat membingungkan apa arti “daijobu” yang sebenarya ditujukan. Apakah mereka menolak atau menerima layanan sang pelayan itu? Seringkali, Anda harus mendengar intonasi nada pembicara ataupun gerakan tubuh mereka. Untuk menghindari kekeliruan, apabila Anda mau ditambahkan airnya, dalam situasi seperti ini lebih baik menjawab hai, onegaishimasu (iya, tolong tambahkan) atau iie, kekkou desu (tidak, terima kasih). Nah, jadi minasan harus bisa membaca situasi juga ya, agar tidak salah mengartikan. Mau sukses dan dapat beasiswa sekolah di Jepang ? Gabung Tensai sekarang juga, jangan sampai salah pilih ya! Informasi dan Pendaftaran CS : 0813 1704 3583 / 0822-9796-6284 WhatsApps : https://bit.ly/3nSPUB7 Instagram : @kursusjepangkarawang Web : www.tensai-indonesia.com Line : tensainihongo #edukasi #bahasajepang #Nihon #NIhongo #bunka #kursusonline #bahasa #indonesia #kursusjepangkarawang #tensai #anime #otaku #wibu #kanji #hiragana #Katakana #jlptn5anji #hiragana #Katakana #jlptn5

Arti “Daijobu” Bagaimana dan Kapan Menggunakannya!? “Daijobu” dalam karakter kanji, tertulis sebagai “大” (dai) yang artinya besar, 丈 (jo) atau tinggi, dan 夫 (bu) yang berarti suami. Pada asal mulanya, tiga simbol karakter ini (大丈夫 / daijoubu) sebenarnya berartikan pria bangsawan, tetapi setelah bertahun-tahun, artinya telah berubah total. Kita mengutarakan “daijobu” ketika kita memberi tahu orang lain bahwa kita baik-baik saja, dan tidak perlu khawatir karena semuanya baik-baik. Contohnya: “Sudah setengah jam berlalu. Apakah kamu benar-benar bisa sampai tepat waktu?” – “Daijobu desu”. “Saya dengar kamu sudah sakit flu satu minggu. Sekarang sudah sembuh?” – “Daijobu desu”. “Saya sangat menyesal tentang hal kemarin. Ma’af.” – “Daijoubu desu.” “Desu” adalah kata tata bahasa yang digunakan sebagai bagian dari kalimat setelah kata sifat atau kata benda. Dalam bahasa Indonesia, itu seperti mengatakan “Ini adalah (kata benda)”. Akan tetapi, orang Jepang belakangan ini telah menggunakan daijob...

Hakama (袴) adalah pakaian luar tradisional Jepang yang dipakai untuk menutupi pinggang sampai mata kaki. Dipakai sebagai pakaian bagian bawah, hakama merupakan busana resmi pria untuk menghadiri acara formal seperti upacara minum teh, pesta pernikahan, dan seijin shiki. Anak laki-laki mengenakannya sewaktu merayakan Shichi-Go-San. Montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan setelan baju pengantin pria tradisional. Di kalangan olahraga bela diri tradisional seperti kendo, aikido, dan kyūdō, hakama dipakai oleh pria dan wanita. Ketika tidak sedang bergulat, pesumo mengenakan kimono dan hakama ketika tampil di muka umum. Di kalangan Shinto, setelan kimono dan hakama adalah pakaian resmi kannushi dan miko. Bentuk Hakama dibuat dari dua lembar kain polos berbentuk trapesium. Bagian depan diploi, 3 dari sisi kiri, dan 3 dari sisi kanan. Bagian belakang tidak diploi, namun dibagi menjadi bagian kiri dan kanan. Kain bagian depan dan kain bagian belakang, dari pinggang ke lutut dibiarkan tidak dijahit, dan hanya dijahit dari bagian lutut ke bawah. Pada kain bagian belakang terdapat koshi-ita yang berbentuk trapesium dari papan atau kain keras yang dilapis kain. Di bawah koshi-ita dilengkapi sendok sepatu berukuran kecil yang disebut hera. Kegunaannya untuk diselipkan ke obi agar hakama tidak melorot. Hakama dikencangkan dengan empat buah tali, dua buah tali yang lebih panjang terdapat di bagian depan, kiri dan kanan, sementara dua tali yang lebih pendek terdapat di bagian belakang, kiri dan kanan. Sejarah Walaupun sekarang dikenakan oleh pria dan wanita, hakama hingga zaman Edo hanya dipakai oleh pria. Laki-laki zaman zaman Yayoi mengenakan pakaian bagian bawah seperti celana panjang. Dari situs arkeologi ditemukan haniwa yang mengenakan pakaian seperti celana. Hakama yang dikenal orang sekarang, berasal dari celana yang dikenakan samurai sekitar zaman Kamakura. Ketika itu ada berbagai model hakama, di antaranya umanoribakana untuk menunggang kuda, nobakama, dan hakama untuk kendo. Tradisi mahasiswi mengenakan koburisode dan hakama ketika diwisuda merupakan peninggalan zaman Meiji. Ketika itu, perempuan mulai diizinkan bersekolah, dan mereka mengenakan kimono sewaktu pergi ke sekolah. Ketika duduk di kursi, bagian bawah kimono menjadi tidak rapi. Kementerian Pendidikan Jepang sewaktu mendirikan sekolah putri, menetapkan setelan kimono dan hakama yang dulunya hanya dipakai pria, sebagai seragam untuk murid perempuan dan guru wanita. Mau sukses dan dapat beasiswa sekolah di Jepang ? Gabung Tensai sekarang juga, jangan sampai salah pilih ya! Informasi dan Pendaftaran CS : 0813 1704 3583 / 0822-9796-6284 WhatsApps : https://bit.ly/3nSPUB7 Instagram : @kursusjepangkarawang Web : www.tensai-indonesia.com Line : tensainihongo #edukasi #bahasajepang #Nihon #NIhongo #bunka #kursusonline #bahasa #indonesia #kursusjepangkarawang #tensai #anime #otaku #wibu #kanji #hiragana #Katakana #jlptn5

Hakama (袴) adalah pakaian luar tradisional Jepang yang dipakai untuk menutupi pinggang sampai mata kaki. Dipakai sebagai pakaian bagian bawah, hakama merupakan busana resmi pria untuk menghadiri acara formal seperti upacara minum teh, pesta pernikahan, dan seijin shiki. Anak laki-laki mengenakannya sewaktu merayakan Shichi-Go-San. Montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan setelan baju pengantin pria tradisional. Di kalangan olahraga bela diri tradisional seperti kendo, aikido, dan kyūdō, hakama dipakai oleh pria dan wanita. Ketika tidak sedang bergulat, pesumo mengenakan kimono dan hakama ketika tampil di muka umum. Di kalangan Shinto, setelan kimono dan hakama adalah pakaian resmi kannushi dan miko. Bentuk Hakama dibuat dari dua lembar kain polos berbentuk trapesium. Bagian depan diploi, 3 dari sisi kiri, dan 3 dari sisi kanan. Bagian belakang tidak diploi, namun dibagi menjadi bagian kiri dan kanan. Kain bagian depan dan kain bagian belakang, dari pinggang ke lutut d...